ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN
(dari golongan Gulma)
Gulma
adalah tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki, tumbuh pada
areal pertanaman. Gulma secara langsung maupun tidak langsung merugikan tanaman
budidaya. Pengenalan suatu jenis gulma dapat dilakukan dengan melihat keadaan
morfologinya, habitatnya, dan bentuk pertumbuhanya. Berdasarkan keadaan
morfologinya, dikenal gulma rerumputan (grasses), teki-tekian (sedges), dan
berdaun lebar (board leaf).
Golongan
gulma rurumputan kebanyakan berasal dari famili gramineae (poaceae). Ukuran
gulma golongan rerumputan bervariasi, ada yang tegak, menjalar, hidup semusim,
atau tahunan. Batangnya disebut culms, terbagi menjadi ruas dengan buku-buku
yang terdapat antara ruas. Batang tumbuh bergantian pada dua buku pada setiap
antara ruas daun terdiri dari dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun.,
contoh gulma rerumputan Panicium repens, Eleusine indica, Axonopus compressus
dan masih banyak lagi.
Golongan
teki-tekian kebanykan berasal dari famili Cyperaceae. Golongan ini dari
penampakanya hampir mirip dengan golongan rerumputan, bedanya terletak pada
bentuk batangnya. Batang dari golongan teki-tekian berbentuk segitiga. Selain
itu golongan teki-tekian tidak memiliki umbi atau akar ramping di dalam tanah.
Contoh golongan teki-tekian: Cyprus rotundus, Cyprus compresus.
Golongan
gulma berdaun lebar antara lain: Mikania spp, Ageratum conyzoides, Euparotum
odorotum. Berdasarkan habitat tumbuhnya, dikenal gulma darat, dan gulma air.
Gulma darat merupakan gulma yang hidup didarat, dapat merupakan gulma yang
hidup setahun, dua tahun, atau tahunan (tidak terbatas). Penyebaranya dapat
melalui biji atau dengan cara vegetatif. Contoh gulma darat diantaranya
Agerathum conyzoides, Digitaria spp, Imperata cylindrical, Amaranthus spinosus.
Gulma air merupakan gulama yang hidupnya berada di air. Jenis gulma air
dibedakan menjadi tiga, yaitu gulma air yang hidupnya terapung dipermukaan air
(Eichhorina crassipes, Silvinia) spp, gulma air yang tenggelam di dalam air
(Ceratophylium demersum), dan gulma air yang timbul ke permukaan tumbuh dari
dasar (Nymphae sp, Sagitaria spp).
KLASIFIKASI
GULMA
Cara
klasifiikasi pada tumbuhan ada dua macam yaitu buatan (artificial) dan alami
(natural). Pada klasifikasi sistem buatan pengelompokan tumbuhan hanya
didasarkan pada salah satu sifat atau sifat-sifat yang paling umum saja,
sehingga kemungkinan bisa terjadi beberapa tumbuhan yang mempunyai hubungan
erat satu sama lain dikelompokan dalam kelompok yang terpisah dan sebaliknya
beberapa tumbuhan yang hanya mempunyai sedikit persamaan mungkin dikelompokan
bersama dalam satu kelompok. Hal demkian inilah yang merupakan kelemahan utama
dari kalsifikasi sistem buatan. Pada klasifikasi sistem alami pengelompokan
didasarkan pada kombinasi dari beberapa sifat morfologis yang penting.
Klasifikasi sistem alami lebih maju daripada klasifikasi sistem buatan, sebab
menurut sistem tersebut hanya tumbuh-tumbuhan yang mempunyai hubungan
filogenetis saja yang dikelompokan ke dalam kelompok yang sama.
Cara
klasifiksi pada gulma cenderung mengarah ke sistem buatan. Atas dasar
pengelompokan yang berbeda, maka kita dapat mengelompokan gulma menjadi
kelompok-kelompok atau golongan-golongan yang berbeda pula. Gulma dapat
dikelompokan seperti berikut ini :
1.
Berdasarkan siklus hidupnya, gulma dapat dikelompokan menjadi :
a.
Gulma setahun (gulma semusim, annual weeds), yaitu gulma yang menyelesaikan
siklus hidupnya dalam waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun
(mulai dari berkecambah sampai memproduksi biji dan kemudian mati). Karena
kebanyakan umurnya hanya seumur tanaman semusim, maka gulma tersebut sering
disebut sebagai gulma semusim. Walaupun sebenarnya mudah dikendalikan, tetapi
kenyataannya kita sering mengalami kesulitan, karena gulma tersebut mempunyai
beberapa kelebihan yaitu umurnya pendek, menghasilkan biji dalam jumlah yang
banyak dan masa dormansi biji yang panjang sehingga dapat lebih bertahan
hidupnya. Di Indonesia banyak dijumpai jenis-jenis gulma setahun, contohnya
Echinochloa crusgalli, Echinochloa colonum, Monochoria vaginalis, Limnocharis
flava, Fimbristylis littoralis dan lain sebagainya.
b.
Gulma dua tahun (biennial weeds), yaitu gulma yang menyelesaikan siklus
hidupnya lebih dari satu tahun, tetapi tidak lebih dari dua tahun. Pada tahun
pertama digunakan untuk pertumbuhan vegetatif menghasilkan bentuk roset dan
pada tahun kedua berbunga, menghasilkan biji dan kemudian mati. Pada periode
roset gulma tersebut sensitif terhadap herbisida. Yang termasuk gulma dua tahun
yaitu Dipsacus sylvestris, Echium vulgare, Circium vulgare, Circium altissimum
dan Artemisia biennis.
c.
Gulma tahunan (perennial weeds), yaitu gulma yang dapat hidup lebih dari dua
tahun atau mungkin hampir tidak terbatas (bertahun-tahun). Kebanyakan
berkembang biak dengan biji dan banyak diantaranya yang berkembang biak secara
vegetatif. Pada keadaan kekurangan air (di musim kemarau) gulma tersebut
seolah-olah mati karena bagian yang berada di atas tanah mengering, akan tetapi
begitu ada air yang cukup untuk pertumbuhannya akan bersemi kembali.
Berdasarkan cara berkembang biaknya,
gulma tahunan dibedakan menjadi dua :
a). Simple perennial, yaitu
gulma yang sebenarnya hanya
berkembang biak dengan biji, akan tetapi apabila bagian tubuhnya terpotong maka
potongannya akan dapat tumbuh menjadi individu baru. Sebagai contoh Taraxacum
sp. dan Rumex sp., apabila akarnya terpotong menjadi dua, maka masing-masing
potongannya akan tumbuh menjadi individu baru.
b). Creeping perennial, yaitu
gulma yang dapat berkembang
biak dengan akar yang menjalar (root creeping), batang yang menjalar di atas
tanah (stolon) atau batang yang menjalar di dalam tanah (rhizoma). Yang
termasuk dalam golongan ini contohnya Cynodon dactylon, Sorgum helepense,
Agropyron repens, Circium vulgare. Beberapa diantaranya ada yang berkembang
biak dengan umbi (tuber), contohnya Cyperus rotundus dan Helianthus tuberosus.
Contoh gulma tahunan populair yang perkembangbiakan utamanya dengan rhizoma
adalah alang-alang (Imperata cylindrica). Dengan dimilikinya alat
perkembangbiakan vegetatif, maka gulma tersebut sukar sekali untuk diberantas.
Adanya pengolahan tanah untuk penanaman tanaman pangan atau tanaman setahun
lainnya akan membantu perkembangbiakan, karena dengan terpotong-potongnya
rhizoma, stolon atau tubernya maka pertumbuhan baru akan segera dimulai dan
dapat tumbuh berkembangbiak dengan pesat dalam waktu yang tidak terlalu lama
apabila air tercukupi. Adanya pengendalian dengan frekuensi yang tinggi (sering
atau berulang-ulang) baik secara mekanis ataupun secara kimiawi, maka lambat
laun pertumbuhannya akan tertekan juga. Satu cara pengendalian yang efektif,
yang juga diperlukan adalah dengan membunuh kecambah-kecambah yang baru muncul
atau tumbuh di atas permukaan tanah.
2.
Berdasarkan habitatnya, gulma dikelompokkan menjadi :
a.
Gulma darat (terrestial weeds), yaitu gulma yang tumbuh pada habitat tanah
atau darat. Contoh Cyperus rotundus, Imperata cylindrica, Cynodon dactylon,
Amaranthus spinosus, Mimosa sp. , dan lain sebagainya.
b.
Gulma air (aquatic weeds), yaitu gulma yang tumbuh di habitat air. Gulma
air dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
1). Gulma air garam (saltwater
atau marine weeds), yaitu gulma yang hidup pada kondisi air seperti air laut,
di hutan-hutan bakau. Sebagai contoh Enchalus acoroides dan Acrosticum aureum.
2). Gulma air tawar (fresh
water weeds), yaitu gulma yang tumbuh di habitat air tawar. Dikelompokkan
lagi ke dalam:
a). Gulma yang tumbuh mengapung
(floating weeds), contohnya Eichornia crassipes, Salvinia cuculata, Pistia
stratiotes.
b). Gulma yang hidup tenggelam
(submerged weeds), dibedakan ke dalam Gulma yang hidup melayang (submerged not
anchored weeds), contoh Ultricularia gibba.Gulma yang akarnya masuk ke dalam
tanah (submerged anchored weeds), contoh Hydrilla verticillata, Ottelia
alismoides, Najas indica, Ceratophyllum demersum.
c). Gulma yang sebagian
tubuhnya tenggelam dan sebagian mengapung (emerged weeds), contoh Nymphae spp.
, Nymphoides indica.
d). Gulma yang tumbuh di tepian
(marginal weeds), contoh Panicum repens, Scleria poaeformis, Rhychospora
corymbosa, Polygonum sp., Ludwigia sp., Leersia hexandra, Cyperus elatus.
3.
Berdasarkan tempat tumbuhnya, gulma dikelompokkan menjadi :
a. Terdapat
di tanah sawah, contohnya Echinochola crusgalli, Echinochola colonum,
Monochoria vaginalis, Limnocharis flava, Marsilea crenata.
b.
Terdapat di tanah kering atau tegalan, contohnya Cyperus rotundus,
Amaranthus spinosus, Eleusine indica.
c.
Terdapat di tanah perkebunan besar, contohnya Imperata cylindrica,
Salvinia sp., Pistia stratiotes.
4.
Berdasarkan sistematikanya, gulma dikelompokan ke dalam :
a.
Monocotyledoneae, gulma berakar serabut, susunan tulang daun sejajar atau
melengkung, jumlah bagian-bagian bunga tiga atau kelipatannya, dan biji
berkeping satu. Contohnya Imperata cylindrica, Cyperus rotundus, Cyperus
dactylon, Echinochloa crusgalli, Panicum repens.
b.
Dicotyledoneae, gulma berakar tunggang, susunan tulang daun menyirip atau
menjari, jumlah bagian-bagian bunga 4 atau 5 atau kelipatannya, dan biji
berkeping dua. Contohnya Amaranthus spinosus, Mimosa sp., Euphatorium odoratum.
c.
Pteridophyta, berkembang biak secara generatif dengan spora. Sebagai contoh
Salvinia sp., Marsilea crenata.
5.
Berdasarkan morfologinya, gulma dikelompokan ke dalam :
a.
Golongan rumput (grasses)
Gulma
golongan rumput termasuk dalam familia Gramineae/Poaceae. Deangan ciri, batang
bulat atau agak pipih, kebanyakan berongga. Daun-daun soliter pada buku-buku,
tersusun dalam dua deret, umumnya bertulang daun sejajar, terdiri atas dua
bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun. Daun biasanya berbentuk garis
(linier), tepi daun rata. Lidah-lidah daun sering kelihatan jelas pada batas
antara pelepah daun dan helaian daun.
Dasar karangan bunga satuannya anak bulir (spikelet) yang dapat bertangkai atau tidak (sessilis). Masing-masing anak bulir tersusun atas satu atau lebih bunga kecil (floret), di mana tiap-tiap bunga kecil biasanya dikelilingi oleh sepasang daun pelindung (bractea) yang tidak sama besarnya, yang besar disebut lemna dan yang kecil disebut palea. Buah disebut caryopsis atau grain.Contohnya Imperata cyliindrica / alang-alang, Echinochloa crusgalli, Cynodon dactylon, Panicum repens.
Dasar karangan bunga satuannya anak bulir (spikelet) yang dapat bertangkai atau tidak (sessilis). Masing-masing anak bulir tersusun atas satu atau lebih bunga kecil (floret), di mana tiap-tiap bunga kecil biasanya dikelilingi oleh sepasang daun pelindung (bractea) yang tidak sama besarnya, yang besar disebut lemna dan yang kecil disebut palea. Buah disebut caryopsis atau grain.Contohnya Imperata cyliindrica / alang-alang, Echinochloa crusgalli, Cynodon dactylon, Panicum repens.
b.
Golongan teki (sedges)
Gulma
golongan teki termasuk dalam familia Cyperaceae.Batang umumnya berbentuk
segitiga, kadang-kadang juga bulat dan biasanya tidak berongga.Daun tersusun
dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun (ligula).Ibu tangkai
karangan bunga tidak berbuku-buku. Bunga sering dalam bulir (spica) atau anak
bulir, biasanya dilindungi oleh suatu daun pelindung. Buahnya tidak membuka.
Contohnya Cyperus rotundus, Fimbristylis littoralis, Scripus juncoides.
c.
Golongan berdaun lebar (broad leaves)
Berbagai
macam gulma dari anggota Dicotyledoneae termasuk dalam kelompok ini.
Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya. Kompetisi terhadap tanaman
utama berupa kompetisi cahaya. Daun dibentuk pada meristem pucuk dan
sangat sensitif terhadap kemikalia. Terdapat stomata pada daun
terutama pada permukaan bawah, lebih banyak dijumpai. Terdapat tunas-tunas pada nodusa,
serta titik tumbuh terletak di cabang. Contoh gulma ini ceplukan (Physalis
angulata L.),wedusan (Ageratum conyzoides L.), sembung rambut (Mikania
michranta), dan putri malu (Mimosa pudica).
6.
Berdasarkan asalnya, gulma dikelompokan ke dalam :
a.
Gulma obligat (obligate weeds) adalah gulma yang tidak pernah dijumpai
hidup secara liar dan hanya dapat tumbuh pada tempat-tempat yang dikelola oleh
manusia. Contoh Convolvulus arvensis, Monochoria vaginalis, Limnocharis flava.
b.
Gulma fakultatif (facultative weeds) adalah gulma yang tumbuh secara liar
dan dapat pula tumbuh pada tempat-tempat yang dikelola oleh manusia. Contohnya
Imperata cylindrica, Cyperus rotundus Opuntia sp.
7.
Berdasarkan parasit atau tidaknya, gulma dibedakan dalam :
a.
Gulma non parasit, contohnya Imperata cylindrica, Cyperus rotundus.
b.
Gulma parasit, dibedakan lagi menjadi :
1) Gulma parasit sejati, contoh
Cuscuta australis (tali putri).
Gulma ini tidak mempunyai daun,
tidak mempunyai klorofil, tidak dapat melakukan asimilasi sendiri, kebutuhan
akan makannya diambil langsung dari tanaman inangnya dan akar pengisapnya
(haustarium) memasuki sampai ke jaringan floem.
2) Gulma semi parasit, contohnya
Loranthus pentandrus.
Gulma ini mempunyai daun,
mempunyai klorofil, dapat melakukan asimilasi sendiri, tetapi kebutuhan akan
air dan unsur hara lainnya diambil dari tanaman inangnya dan akar pengisapnya
masuk sampai ke jaringan silem.
3) Gulma hiper parasit, contoh
Viscum sp.
Gulma ini mempunyai daun,
mempunyai klorofil, dapat melakukan asimilasi sendiri, tetapi kebutuhan akan
air dan hara lainnya diambil dari gulma semi parasit, dan akar pengisapnya
masuk sampai ke jaringan silem.
Daftar
Gulma yang hidup pada hutan DIPTEROKARPA Indonesia
· Alocasia longiloba (Araceae) sejenis tanaman keladi hutan.
· Bauhinia lingua DC (Caesalpiniaceae) seperti tanaman
merambat, daunya berbentuk hati simetris dan dapat menutup pada malam hari.
· Eupatorium odoratum L. (Asteraceae) memiliki bentuk dan
struktur yang sama dengan Ageratum c.L.
· Piper betle L. (Piperaceae) atau sirih.
· Scleria puspurascens Benth. (Cyperaceae) sejenis
rerumputan.
· Centotheca lappacea (L.) Desv. (Poaceae) atau rumput liar.
· Echinocloa colonum (L.) Link (Poaceae) sejenis rerumputan.
Pengendalian
Gulma
Gulma yang
selalu tumbuh di sekitar pertanaman (crop) mengakibatkan
penurunan laju pertumbuhan serta hasil akhir. Adanya gulma tersebut
membahayakan bagi kelangsungan pertumbuhan dan menghalangi tercapainya sasaran
produksi pertanaman pada umumnya. Usaha manusia dalam mengatasi hal tersebut
dapat berupa pemberantasan atau pengendalian, tergantung pada keadaan tanaman,
tujuam bertanam, dan biaya. Budidaya pada tanaman dan pengelolaan masih
merupakan usaha yang cukup memadai dalam pertanian. Dengan ditemukannya herbisida,
peristiwa peracunan dan dosis dalam derajad pengendalian masih perlu
dipertimbangkan, demikan pula tentang selektivitas “mode of action” dan efek
residu. Pemberantasan gulma dilaksanakan bila gulma itu benar-benar “jahat”,
tumbuh di suatu tempat tertentu dalam lintasan yang cukup sempit dan dapat
membahayakan lingkungan. Dengan demikian tujuan pemberantasan gulma semata-mata
untuk membasmi tumbuhnya tumbuhan itu selengkapnya.
Adapun
pengendalian dilaksanakan, bila gulma tumbuh pada area tertentu disekitar
pertanaman, dan tidak seluruh waktu tumbuh gulma akan mempengaruhi pertumbuhan
pertanaman seluruhnya. Hanya pada saat-saat tertentu (saat periode kritis) saja
gulma tersebut harus diberantas. Dengan demikian tujuan pemberantasan dan
pengendalian gulma berbeda. Pengendalian gulma dilaksanakanpada saat tertentu,
yang bila tak diberantas pada saat itu akan benar-benar menurunkan hasil akhir
pertanaman. Pengendalian terhadap gulma yang berkembang luas dan sulit untuk
dibasmi secara menyeluruh, bila dikerjakan akan memakan biaya cukup mahal dan
hasil pertanaman secara ekonomis tidak memadai. Pengendalian gulma hendaknya
dilaksanakan jika kita telah memiliki pengetahuan tentang gulma itu. Bagaimana
gulma itu dibiakan, disebarkan, bagaimana bereaksi dengan perubahan lingkungan,
dan bagaimana dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut, ataupun bagaiman
tanggapnya terhadap perlakuan zat kimia, serta panjang siklus hidupnya, seperti
annual, biennial, dan perennial. Namun panjang siklus hidup ini beragam dengan beda
iklim.
Dengan
pengalaman pengetahuan di atas, pengendalian gulma dapat dibagi menjadi
beberapa golongan yaitu secara:
A.
Mekanik
Pengendalian
gulma dengan cara ini hanya mengandalkan kekuatan fisik atau mekanik, baik
dengan tangan biasa, alat sederhana maupun alat berat.
· Pencabutan dengan tangan atau disebut penyiangan dengan tangan
Cara
semacam ini sangat praktis, efisien, dan terutama murah jika diterapkan pada
suatu area yang tidak luas. Pencabutan dengan tangan ditujukan pada gulma
annual dan biennial. Untuk gulma perennial pencabutan semacam ini
mengakibatakan \terpotong dan tertinggalnya bagian di dalam tanah yang akhirnya
kecambah baru dapat tumbuh. Pencabutan bagi jenis gulma yang terakhir ini
menjadi berulang-ulang dan pekerjaan menjadi tidak efektif. Pada taman, cara
pencabutan akan berhasil akan baik bila diberi air sampai basah benar, sehingga
memudahkan pencabutan. Pelaksanaan pencabutan terbaik adalah pada saat sebelum
pemebentuksn biji.
· Bajak tangan.
Alat
semacam ini dinamakan most satisfactorily meets the weeds. Alat
ini sangat berguna pada halaman dan sebagai alat tambahan pengolah tanah dalam
penyiangan di segala jenis barisan pertanaman. Jenis gulma perennial yang
persisten dapat pula diberantas dengan alat ini. Dalam 3 sampai 4 bulan pertama
pembajakan dengan intrval 10 harian dianjurkan. Alat ini sangat praktis pula
dilaksanakan pada tempat yang tak dapat dijangkau dengan alat berat maupun
herbisida.
· Pengolahan tanah
Suatu
usaha yang cukup praktis pada pengendalian gulma annual, biennial, perennial,
ialah cara pengolahan tanah. Dalam pengendalian gulma annual cukup dibajak
dangkal saja. Dengan cara ini gulma tersebut dirusakkan bagian atas tanah saja.
Sedang untuk biennal bagian atas tanah dan mahkota, dab bagi perennial kedua
bagian di bawah dan di atas tanah dirusakkan. Kebanyakan gulma annual dapat
dikendalikan hanay dengan sekali pemberoan. Bila tanah banyak mengandung biji
gulma yang viabel, maka perlu diikuti tahun kedua dengan pertanaman barisan dan
pengolahan yang bersih untuk mencegah pembentukan biji. Sedangkan untuk gulma
perennial, pemberoan semusim belum cukup. Sebaiknya perlakuan digaabung dengan
pengunaan herbisida dan pengolahan yang bersih. Metoden ini cukup memadai dan
beragam dengan spesies gulma, usia infestasi dan sifat tanah, kesuburan serta
kedalaman air tanah. Gulma perennial yang berakar dangkal sekali pembajakan
cukup dapat mereduser, dengan “membawa” akar ke atas dan dikeringkan.
Pembajakan di atas akan menekan pemebentukan dan tunas baru. Untuk gulma
perennial berakar dalam pembajakan berulangkali dan pada interval teratur akan
menguarangi perkembangannya. Perlakuan ini akan menguras cadangan pangan dalam
akar dengan berulangkali merusak bagian atas. Pada tanah ringan dan kurang
subur perlakuan tersebut sangat berhasil. Dari pengolahan tanah dapat
disimpukan bahwa penimbunan titik tumbuh gulma dan mengganggu sistem perakaran
dengan pemotongan akar dapat membuat gulma mati, karena potongan-potongan akar
dapat mengering sebelum pulih kembali.
· Penggenangan
Pelaksanaan
penggenangan pada umumnya berhasil untuk gulma perennial. Penggenangan dibatasi
dengan galangan, dengan tinggi kurang lebih 15-25 cm selama 3-8 minggu.
Sebelumnya dibajak terlebih dahulu dan tak dibenarkan ada tumbuhan yang mencuat
di atas permukaan air. Gulma “ganas” yang perennial dan tumbuh dengan padi
sawah pada umumnya diberantas dengan cara ini dan sangat berhasil pada tanah
ringan, sedang pada tanah keras dianjurkan. Penggenangan dapat berhasil dengan
memuaskan bila ketinggian air tidak menyebabkan pertumbuhan baru, namun
informasi andal tentang penggenangan ini juga masih belum lengkap.
· Panas
Suhu
tinggi menyebabkan panas. Panas dapat mengkoagulasikan protopalsma dan
mengurangi enzim. Titik mati menyebabkan sel tanaman karena panas terletak
antara 45◦-55◦. Api atau uap panas sehubungan dengan
pengendalian gulma mempunyai tujuan untuk: menghancurkan bagian atas gulma yang
telah tua atau terpotong oleh alat lain (api), pada tempat berbatu atau jalan
kereta api, uap panas dan hembusan api dapat dikerjakan lebih praktis, pada
barisan tanaman kapas biji gulma yang berkecambah dapat dibasmi oleh hembusan
api, yang dikerjakan berulang kali sejak batang tanaman bergaris tengah kurang
lebih 0,5 cm, panas sering untuk membasmi biji yang terpendam (gulma perennial).
Pembakaran
lebih sering untuk menghilangkan samapah bekas tanaman daripada sebagai cara
pengendalian. Hanya sebagian kecil biji gulma dapat selamat, apabila masuk
dalam celah-celah tanah, ikut “drift” dari angin atau aliran air. Di lain
pihak, api dapat memacu perkecambahan biji gulma tertentu yang tertimbun tanah
sangat dangkal. Meskipun pembakaran gulma tua tidak begitu memadai, namun dapat
membantu dalam hal: menghindari bahaya kebakaran, membersihkan aliran air,
membunuh hama dan penyakit yang bersarang pada gulma dari sisa bajakan atau
potongan, dan menghilangkan samaph itu sendiri.
· Pembubuhan mulsa
Untuk
menghalangi sampainya cahaya matahari pada gulma dan menghalangi pertumbuhan
bagian atas, maka selapis bahan mulsa yang ditutupkan di atas gulma akan sangat
berhasil. Gulma perennial menghendaki selapis tebal jerami, namun gulma yang
mempunyai pertumbuhan vegetatif indertiminite kurang sesuai dengan perlakuan
ini. Tetapi perlakuan mulsa dengan jerami, dan lain-lain, hanya dipergunakan
dalam ukuran kecil saja.
B.
Metode Pola Tanam Atau Persaingan
Bercocok
tanam dengan cara bergiliran akan meningkatkan kemampuan crop (pertanaman).
Masing-masing crop berasosiasi dengan sejenis gulma tertentu dengan khas.
Menanam crop seperti ini terus menerus (beruntun) dapat mengakibatkan akumulasi
gulma, oleh karena itu, perencanaan pergiliran tanaman tidak boleh mengabaikan
faktor gulma. Pergiliran tanaman memberi kemungkinan segolongan gulma tidak
mempunyai kesempatan mengganggu perkembangan pertanaman berikutnya. Pesaing
kuat bagi suatu pertanaman memberi banyak keuntungan. Misalnya, pertanaman itu
cepat tumbuh, berkanopi lebat sehingga cepat memberikan naungan pada daerah di
bawahnya, dan cepat masak untuk dipanen, karena persaingan yang diperebutkan
adalah cahaya, air, dan nutrisi, maupun ruangan.
C.
Pengendalian Gulma Secara Biologis
Telah
diketahui bahwa insekta dan jamur merupakan hama dan penyakit bagi pertanaman.
Di lain pihak ada insekta yang memakan gulma, maka masalahnya lain.
Insekta tersebut jadinya dapat memberantas gulma. Sebagai contoh klasuik ialah
setelah diperkenalkannya sejenis penggerek Argentine (Cactoblastis
cactorum) di Queensland, maka kaktus(Opuntia) yang
menghuni lahan seluas kurang lebih 25 juta ha selama 12 tahun dapat ditekan
sampai 95%. Demikian pula pengenalan insekta pemakan daun (Chryssalnia
spp.) di California dapat menekan sejenis gulma. Namun perlu diingat
bahwa penggunaan musuh gulma tersebut harus hati-hati, jangan sampai setelah
gulma dimangsa, tanaman pun dapat pula diganggu. Tidak lazim, ada pula,
sejumlah hewan ternak yang memakan rerumputan secara teratur dapat menekan
sejenis gulma.
D.
Pengendalian Gulma Secara Kultur Preventif (Pencegahan)
Pencegahan
lebih baik daripada perawatan, karena itu harus menjaga benih yang akan
ditanamkan sebersih mungkin dan bebas dari kontaminasi dengan biji gulma, juga
pembuatan kompos harus sempurna, pengunaan alat pertanian harus bersih, serta
“menyaring” air pengairan agar tidak membawa biji gulma ke petak pertanaman,
ataupun lebih luasnya tidak membawa biji gulma masuk ke tempat penampang air
pengairan.
E.
Pengendalian Gulma Secara Kultur Teknis
Membiarkan
tumbuhan tinggal pada suatu lahan dapat mengakibatkan tanah “terpegang” oleh
perakaran dan jatuhnya air hujat tertahan oleh kanopi, akibatnya erosi dapat
dikurangi. Namun demikian pada suatu lahan yang ditumbuhi sejenis atau beberapa
jenis gulma, bila lahan tersebut hendak ditanami dengan crop, perlu diadakan
pengiolahan lahan terlebuh dahulu. Pengolahan tanah yang cukup dalam dan
berulangkali dapat menghancurkan tumbuhnya kebanyakan gulma meskipun tindakan
semacam ini memerlukan tambahan tenaga. Saat pengolahan tanah yang tepat perlu
dipertimbangkan, yaitu sebelum pembentukan tunas, jangan sampai gulma berbunga
apalagi membentuk biji. Demikian pula, jenis alat pengolah akan memberi
pengaruh pada “bersihnya” pengolahan tanah dari gulma. Alat pengolah yang
sederhana sampai sempurna akan memberi beda pada timbulnya gulma selanjutnya.
Alat sederhana menggunakan tenaga manusia atau hewan, sedang yang sempurna
boleh disebutkan alat berat yang menggunakan mesin.
F.
Pengendalian Gulma Secara Ekologis
Memodifikasikan
lingkungan yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman menmenjadi baik dan
pertumbuhan tanaman menjadi baik dan pertumbuhan gulma menjadi buruk adalah
cara lain dalam pengendalian gulma. Misalnya mengubah kedudukan air dan nutrisi
dalam tanah saat tertentu (pada saat ada atau tiada tanaman yang tumbuh pada
suatu lahan), dengan cara pemberoan setelah suatu tanaman dipanen, ataupun
pemberoan yagn diberi genangan. Di lain pihak membuat drainase bagi tanah
berair dapat membantu pengendalian gulma dan pengolahan lebih awal dapat
dilaksanakan.
G.
Pengendalian Gulma Secara Terpadu
Akibat
parahnya penekanan gulma pada pertumbuhan membuat para petani berusaha dengan
sunguh-sunguh dalam menanganinya. Suatu pengendalian gulma yagn efektif
melibatkan beberapa cara dalam waktu yang berurutan dalam suatu musim tanam.
Misalnya saja, satu jenis spesies pertanaman kurang mampu menekan pertumbuhan
gulma, pengendalian secara mekanik sendiri tidak sempurna dalam mengatasi gulma
tertentu. Maka timbul pemikiran bahwa paduan antara beberapa cara pengendalian
dalam satu musim tanam diharapkan dapat mengatasi masalahnya. Seperti perpaduan
antara pengendalian secara mekanik diteruskan dengan pemberian herbisida pasca
tumbuh, penggunaan herbisida pra-tumbuh dan lain lagi perpaduan yang sekiranya
dapat menekan infestasi gulma yang sulit untuk dibasmi. Penentuan keputusan
pelaksanaan pengendalian secara terpadu sangat penting dalam keberhasilannya.
Apakah perpaduan cara pengendalian itu menguntungkan atau tidak. Kombinasi
dalam perpaduan yang tepat akan memberikan hasil yang maksimal dalam
pengendalian gulma.
H.
Pengendalian Gulma Secara Kimiawi
Pengendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan menggunakan
bahan kimiawi yang dapat menekan atau bahkan mematikan gulma. Bahan kimiawi itu
disebut herbisida: herba=gulma dan sida=membunuh; jadi zat herbisida ialah zat
kimiawi yang dapat mematikan gulma. Pengendalian dengan cara ini membutuhkan
alat penyebar herbisida serta pengetahuan tentang herbisida itu sendiri, agar
pengendalian yang dilakukan dapat berhasil. Namun secara garis besar dapat
diutarakan disini bahwa ada dua golongan utama herbisida yang dengan sendirinya
penggunaannya memberikan konsekuensi tertentu pula. Dua golongan itu
ialah herbisida selektif dan herbisida non selektif.
Kebanyakan herbisida akan lebih efektif pada gulma daun lebar, bila besar
konsentrasi herbisida yang dipergunakan tepat dan tepat pula saat pemberian
yang dibutuhkan. Sesuai dengan waktu pemberian, maka herbisida dapat diber Pra-pengolahan,
sebelum pengolahan tanah, gulma yang di atas lahan diberi herbisida untuk
memudahkan pengolahan.
· Pra-tanam, setelah pengolahan tanah
dan sebelum tanam herbisida diberikan untuk menghambat
pertumbuhan gulma dan memudahkan menanam.
pertumbuhan gulma dan memudahkan menanam.
· Pra-tumbuh,
setelah tanam, herbisida diberikan sebelum tanaman maupun gulma muncul atau
tumbuh.
Tentang
arah penggunaan herbisida dengan alat penyemprot dapat diberikan secara:
·
langsung pada gulmanya
· langsung
pada gulma yang tumbuh terpencar
· langsung
pada gulma dalam larikan
· diberikan
di atas tanaman
· diberikan
pada keseluruhan tanaman pada gulma
0 komentar:
Post a Comment